BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Larutan ialah sediaan cair yang
mengandung bahan kimia terlarut, kecuali dinyatakan lain sebagai pelarut
digunakan air suling.Pernyataan kelarutan berarti bahwa 1 g zat padat atau 1 ml
zat cair tersebut larut dalam sejumlah ml pelarut
Kelarutan suatu zat harus selalu
diketahui sebelum zat tersebut dilarutkan dengan sejumlah pelarut, untuk
menjamin jumlah pelarut yang diberikan itu cukup untuk melarutkan.
Misalnya bila zat A itu mudha larut
dalam air, maka dibutuhkan minimal 1 – 10 ml air untuk melarutkan setiap 1 g
zat tersebut sehingga bila zat yang akan dilarutkan sejumlah 2 gram maka
sekurang- kurangnya 2-20 ml air yang diperlukan untuk melarutkan zat tersebut
Melarutkan zat sebaiknya dilakukan
didalam erlemyer (terlebih lagi bila zatnya mudah menguap harus dengan
erlenmeyer bertutup) kecuali bila dibutuhkan pengadukan dan atau untuk
mereaksikan suatu zat maka dapat dilakukan di beaker gelas atau lumpang.
Untuk larutan sebelum dimasukkan kedalam wadah maka perlu
disaring dengan penyaring kertas , namun bila zatnya oksidator maka dapat
digunakan glass woll sebagai penyaring.
Dan harus kita ketahui bahwa dalam
pembuatan sediaan larutan itu, pelarutnya tidak hanya air, tapi masih banyak
pelarut lain, tergantung bahan obatnya. Tidak semua bahan obat larut dalam air,
salah satu penyebabnya adalah dipengaruhi oleh sifat ataupun struktur kimia.
Ada obat yang baaru bisa larut setelah bereaksi dengan zat tertentu (larutan
tidak langsung). Dalam pengerjaannya kita tidak boleh sembarangan melarutkan
bahan obat terutama untuk bahan bahan oksidator. Oleh karena itu perlu kita
ketahui cara pembuatan sediaan larutan untuk bahan-bahan yang bersifat
oksidator.
Read More
Read More
I.2 Tujuan Percobaan
Adapun
tujuan dari percobaan diatas adalah untuk mengetahui cara mebuat larutan tidak
langsung dan melarutkan bahan oksidator
I.3
Rumusan Percobaan
a) Bagaimana
pembuatan larutan tidak langsung ?
b) Bagaimana
melarutkan bahan oksidator ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1. Dasar Teori
Untuk melarutkan bahan yang bersifat
oksidator maka kita melarutkannay di dalam erlemeyer (bila perlu dengan penutup
terutama bahan yang mudha menyublin) kemudian diaduk dengan batang pengaduk
lalu disaring dengan menggunakan gelas wol.
Salah satu bahan obat yang dibuat
dengan cara indirect solution dan juga merupakan bahan oksidator adalah iodium.
Iodium merupakan bahan obat yang biasa digunakan sebagai antiseptic (tincture
iodide) dan pengobatan tyroid (sol lugoli). Iodium memiliki kelarutan yang
jelak dalam air tetapi dengan adanya ion iodide pekat yang terlarut seperti
dari bahan larutan pekat KI dan NaI akan mempermudah kelarutannya.
Untuk membuat larutan iodium maka
terlebih dahulu dibuat larutan pekat NaI, dengan melarutkan NaI dalam erlemeyer
bertutup denga jumlah air yang sama banyak dengan jumlah NaI/KI,lalu
kedalam larutan tersebut ditambahkan Iodium lalu diaduk hingga iodiumnya larut
kemudian diencerkan lalu disaring dengan menggunakan gelas wol
II.2
Uraian Bahan
Resep 3.1
1. NR = Kalii Permanganas
NL = Kalium Permanganat
Pemerian = hablur mengkilap; ungu tua atau
hampir hitam; tidak berbau; rasa manis atau
sepat
Kelarutan = larut dalam 16 bagian air; mudah larut
dalam air mendidih
Penyimpanan = dalam wadah tertutup baik
Khasiat = Antiseptikum ekstern
2. NR : Aqua destillata
NL : Air suling
Pemerian :
cairan jernih ; tidak berwarna ; tidak berbau ; tidak mempunyai rasa
Penyimpanan :
dalam wadah tertutup baik
Resep 3.2
1. NR = Iodum
NL = Iodum
Pemerian = keeping atau butir, berat, mengkilat, seperti logamn;
hitam
kelabu;
bau khas
Kelarutan = larut dalam lebih kurang 300 bagian
air, dalam 13 bagian etanol 995%) P dalam lebih kurang 80 bagian gliserol P dan
dalam lebih kurang 4 bagian karbondisulfida
P; larut dalam kloroform P dan dalam karbontetraklorida P
Penyimpanan = dalam wadah tertutup rapat
Khasiat = antiseptikum ekstern; antijamur
2. NR = Aethanolum
NL = Etanol ; alcohol
Pemerian = cairan tak berwarna, jernih, mudah
menguap dan mudah bergerak; bau khas;
rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap.
Kelarutan = sangat mudah larut dalam air, dalam
kloroform P dan dalam eter P
Penyimpanan = dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya; ditempat sejuk, jauh dari nyala api
Khasiat = zat tambahan
3. NR : Aqua destillata
NL : Air suling
Pemerian :
cairan jernih ; tidak berwarna ; tidak berbau ; tidak mempunyai rasa
Penyimpanan :
dalam wadah tertutup baik
Resep 3.3
1. NR = Acidum salicycum
NL = Asam salisilat
Pemerian = hablur ringan tidak berwarna atau
serbuk berwarna putih; hampir tidak berbau;
rasa agak manis dan
tajam
Kelarutan = larut dalam 550 bagian air dan 4
bagian etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform
P dan dalam eter P; larut dalam larutan ammonium asetat P, dinatrium
hidrogenfosfat P, kalium sitrat P dan natrium sitrat P
Penyimpanan = dalam wadah tertutup baik
Khasiat = keratolitikum, antifungi
2. NR = Amylum oryzae
NL = Pati beras
Pemerian = serbuk halus; putih; tidak berbau;
tidak berasa
Kelarutan = praktis tidak larut dalam air dingin
dan dalam etanol (95%) P
3. NR = Talcum
NL = Talk
Pemerian = serbuk hablur, sangat halus licin,
mudah melekat pada kulit, bebas dari
butiran; warna putih atau putih kelabu
Kelarutan = tidak larut dalam hampir semua pelarut
Penyimpanan = dalam wadah tertutup baik
Khasiat = zat tambahan
4. NR = Sulfur praeapitatum
NL = belerang endap
Pemerian = tidak berbau; tidak berasa
Kelarutan = praktis tidak larut dalam air; sangat
mudah larut dalam karbondisulfida P, dalam minyak zaitun P, sangat sukar larut
dalam etanol (95%) P
Penyimpanan = dalam wadah tertutup baik
Khasiat = antiskabies
5. NR = Oleum Rosae
NL = Minyak mawar
Pemerian = cairan; tidak berwarna atau kuning;
bau meneyeruapai bunga mawar, rasa khas; pada suhu 25 derajat kental, jika
didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi massa hablur bening yang jika
dipanaskan mudah melebur.
Kelarutan = larut dalam 1 bagian kloroform P,
larutan jernih
Penyimpanan = dalam wadah tertutup rapat.
Resep 3.4
1. NR = Acidum salicycum
NL = Asam salisilat
Pemerian = hablur ringan tidak berwarna atau
serbuk berwarna putih; hampir tidak berbau;
rasa agak manis dan
tajam
Kelarutan = larut dalam 550 bagian air dan 4
bagian etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P; larut
dalam larutan ammonium asetat P,
dinatrium hidrogenfosfat
P, kalium sitrat P dan natrium sitrat P
Penyimpanan = dalam wadah tertutup baik
Khasiat = keratolitikum, antifungi
2. NR = Acidum Benzoicum
NL = Asam Benzoat
Pemerian = hablur halus dan ringan; tidak
berwarna; tidak berbau
Kelarutan = larut dalam lebih kurang 350 bagian
air, dalam lebih kurang 3 bagian etanol (95%) P, dalam 8 bagian kloroform P dan
dalam 3 bagian eter P.
Penyimpanan = dalam wadah tertutup baik
Khasiat = antiseptikum ekstern; antijamur
3. NR = Resorcinolum
NL = Resolsinol ; Resorsin
Pemerian = hablur berbentuk jarum atau serbuk
hablur; putih atau hampir putih; bau khas; rasa
manis diikuti rasa pahit. Oleh pengaruh udara berwarna semu merah jambu.
Kelarutan = larut dalam 1 bagian air dan dalam 1
bagian etanol (95%) P; larut dalam eter P, dalam gliserol Pdan dalam minyak
lemak
Penyimpanan = dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya
Khasiat = keratolitikum
4. NR = Glycerolum
NL = Gliserol; gliserin
Pemerian = cairan seperti sirop; jernih; tidak
berwarna; tidak berbau; manis diikuti rasa hangat,
higroskopik
Kelarutan = dalam campur denganair dan dengan air
dan dengan etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P,
dan dalam minyak lemak
Penyimpanan = dalam wadah tertutup baik
Khasiat = zat tambahan
5. NR = Aethanolum
NL = Etanol ; alcohol
Pemerian = cairan tak berwarna, jernih, mudah
menguap dan mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan
memberikan nyala biru yang tidak berasap.
Kelarutan = sangat mudah larut dalam air, dalam
kloroform P dan dalam eter P
Penyimpanan = dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya; ditempat sejuk, jauh dari nyala api
Khasiat = zat tambahan
II.3 Farmakologi Obat
1.
R /III.1
Menurt FI.III
kalium permanganat berkhasiat sebagai Antiseptikum
ekstern.
Kalium
permanganat dalam larutan encer merupakan peroksidan . penglepasan O2 terjadi
bila zat ini bersentuhan dengan zat organik. Inaktivasi menyebabkan larutan
ungu menjadi biru . zat ini bekerja sebagai iritan, deodaran, dan astrigen.
Dalam klinik zat ini digunakan untuk :
a.
Kompres luka dan
segala macam infeksi kulit
b.
Sebagai antidotum
pada intoksikasi bahan-bahan yang mudah teroksidasi
c.
Irigasi kandung
kemih yang terinfeksih
d.
Pencuci perineum
pasca persalinan. (Farmakologi & Terapi V)
2.
R/ III.2
Menurt FI.III
Iodium berkhasiat sebagai Antiseptikum ekstern, anti jamur.
Dalam klinik
yodium dipakai untuk desinfeksi kulit pada pembedahan. Segera setelah itu kulit
harus dibersihkan dengan etanol 70% bila tidak akan terjadi deskuamasi. Juga
digunakan sebagai fungisid dan mengobati luka lecet.
Yodium tingtur
berwarna coklat dapat menyebabkan iritasi, vesikulasi kulit, kadang-kadang
kulit dapat mengelupas . karena toksik dan mudah diperoleh obat ini sering
digunakan sebagai percobaan bunuh diri. Bila terjadi intoksikasi akan timbul
iritasi saluran cerna, kolik, muntah, diare, syok, kematian. (Farmakologi &
Terapi V)
3.
R/ III.2
Menurt FI.III Asam
salisilat berkhasiat sebagai keratolitikum,
antifungi.
Asam salisilat
sangat irtatif sehingga hanya digunakan sebagai obat luaryang berfungsi sebagai
pengobatan kuliut yang disebabkan bakteri dan jamur seperti kadas.
4.
R /III.4
Asam benzoat
memberikan efek fungistatik sedangkan asam salisilat memberikan efek
kerolitikum. Kombinasi keduanya bisa mengobati penyakit panu, kadas, dan
penyakit kulit lainnya. Dapat menyebabkan iritasi ringan pada tempat pemakaian.
BAB III
METODE KERJA
III. 1 Alat Dan Bahan
III.1.a. alat yang digunakan
§ Lumpang
dan alu
§ Pipet
tetes
§ Sendok
tanduk
§ Penggorek
§ Gelas
ukur 100 ml
§ Labu
erlemenyer
III.1.b. bahan yang digunakan
§ Kalium
Permanganat
§ Aqua
destilata
§ Sulfur
§ Ol.
Rosae
§ As.
Salisilat
§ As.
Benzoate
§ Resorsin
§ Aethanol
90%
§ Natrii
Iodium
§ Iodium
§ Aethanolum
§ Amylum
§ Talc
III.2 Cara Kerja
R∕
Kalium
Permanganat 0,05
Aqua
Dest 200 ml
m.f
sol
S.
obat cuci muka
Nama :
Tika
Umur :
Alamat :
|
URAIAN
RESEP
R/ = recipe = ambillah
No = numero =
sebanyak
m = misce = campur
●
Perhitungan Bahan
● Cara kerja
1. dikalibrasi
botol volume 200 ml
2. ditimbang
kalium permanganate 50 mg lalu dimasukkan ke dalam erlemenyer
3. dilarutkan
dengan aqua dest 50 ml lalu d saring kedalam botol menggunakan gelas
wol
4. kemudian
dicukupkan dengan aqua dest ad 200 ml
5. dikocok dan
diberi label “kocok dahulu” serta etiket biru
R∕
Tintura
Iodium s.f No 25 ml
m.d.s.c.f
Nama :Persediaan
Umur :
Alamat :
|
R/ = recipe =
ambillah
No = numero =
sebanyak
m = misce =
campur
Tinctrura
Iodium
Nama
Resmi : Iodii tincturs
Komposisi : Tiap 100 ml mengandung
·
Natrii iodium 2,4 gram
·
Iodium 2 gram
·
Aethanolum 50 ml
·
Aquades ad 100 ml
1. Perhitungan Bahan :
2. Cara
kerja
·
Botol dikalibrasi
hingga volume 25 ml
·
Ditimbang natrium
iodida, dimasukkan dalam Erlenmeyer, ditimbang iodium dimasukkan dalam
Erlenmeyer
·
Ditambahkan aquades tetes demi tetes ml ke dalam
Erlenmeyer, diaduk sampai larut
·
Ditambhakan etanol 12,5
ml ke dalam botol, lalu masukkan campuran dalam Erlenmeyer ke dalam botol
·
Dicukupkan hingga 25 ml
dengan aquades
·
Diberi etiket biru dan
label kocok dahulu
R∕
Salicyl
Bedak sec N.P.V
Sulfur 10 g
Ol.Rosae gtt V
m.d.s.u.e
da
20 g
Nama :Rini
Umur :
Alamat :
|
R/ = recipe = ambillah
gtt = guttae = tetes
m = misce = campur
d = dosi = takaran/hari
u.e = usus externus = dipakai untuk
luar
da = berikan
1. Perhitunga
Bahan
2. Cara
kerja
1. Ditimbang
As.salisilat, dimasukkan dalam lumpang dan dilarutkan dengan etanol 96 %
dikeringkan dengan sebagian talc
2. Dimasukka
pati beras sedikit demi sedikit dan digerus ad homogeny keluarkan dan diayak
3. Dimasukkan
sulfur ke dalam lumpang, ditambahkan bahan obat yang diayak gerus homogeny
4. Ditetesi
ol.rosae sebanyak 1 tetes,gerus ad homogen
5. Dimasukkan
ke dalam wadah dan diberi etiket biru
Resep
3.4
Uraian Resep
R∕ Asam
salisilat 2 %
Asam
benzoate 2%
Resorsin 1%
Gliserin 10%
Aethanol 90% ad 100ml
m.f sol
s.u.e
da
1/4
Nama
:Rini
Umur :
Alamat :
|
gtt = guttae = tetes
m = misce = campur
d = dosi = takaran/hari
u.e = usus externus = dipakai untuk luar
da = berikan
Perhitungan
bahan :
1. As.
Salisilat =
x
100 = 2 gram x
=
0,5
2. As.
Benzoat=
= 2 gram x
=
0,5
3. Resarsin=
x 100 =1
gram x
=
0,25
4. Gliserin =
x
100 = 10 gram x
=
2,5
5. Etanol
100 x
=
25
Cara
kerja :
1. Dikalibrasi
botol volume 25 ml
2. Ditimbang
as.salisilat, dimasukkan dalam erlemenyer dilarutkan dengan etanol
3. Dimasukkan
as.benzoat, resorsin ke dalam erlemenyer
4. Bahan
obat dimasukkan ke dalam botol yang telah diisi gliserin, ditutup dan dikocok
5. Dicukupkan
dengan etanol hingga 25 ml
6. Diberi
etiket biru dan label “kocok dahulu”
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada R /III.1 Kalium permanganat
larut dengan sempurna dalam air. Dimana kelarutannya larut dalam air (10-30ml).
Jd untuk 0,05g digunakan air sekurang- kurangnya 0,5 – 1,5 ml air. Yang perlu
diperhatikan dalam dalm resep ini yaitu larutan harus disaring masuk ke botol
dengan gelas wol.
Pada R /III.2 bahan obat pun larut
dengan sempurna dalam pelarut. Namun yang harus diperhatikan dalam resep ini
yaitu Iodium harus dilarutkan bersama dengan garamnya (NaI atau KI) Jika tidak
maka Iodium tidak akan larut, larutan tidak homogen. Selain itu penambahan air
dalm melarutkannya harus sedikit demi sedikit atau tetes demi tetes karena jika
terlalu banyak bahan ini tidak akan larut.
Pada R /III.4 dalam resep ini bahan
obat larut dengan sempurna dalam pelarut. Kesemua bahan jika dicampur akan
larut dalam air.
BAB V
PENUTUP
V.1
Kesimpulan
1. Cara
membuat larutan tidak langsung yaitu solute
direaksikan dahulu dengan
bahan
lain membentuk senyawa kompleks kemudian ditambahkan solvent,
misalnya
larutan iodium harus dilarutkan dalam garam
pekatnya (KI dan NaI).
2. Untuk
melarutkan bahan yang bersifat oksidator maka kita melarutkannay di
dalam
erlemeyer (bila perlu dengan penutup terutama bahan yang mudha
menyublin)
kemudian diaduk dengan batang pengaduk lalu disaring dengan
menggunakan
gelas wol.
V.2 Saran
1. Dalam
pengerjaan obat harus steril karena bisa mempengaruhi kestabilan suatu
obat.
2. Kehati-hatian
dalam menggunakan alat sangat diperlukan dalam pengerjaan
Resep karena sebagian besar alat
terbuat dari kaca.
No comments:
Post a Comment