Atom

Saturday, October 6, 2012

PRAKTIKUM III MEMBUAT LARUTAN TIDAK LANGSUNG DAN MELARUTKAN BAHAN OKSIDATOR


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
            Larutan ialah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, kecuali dinyatakan lain sebagai pelarut digunakan air suling.Pernyataan kelarutan berarti bahwa 1 g zat padat atau 1 ml zat cair tersebut larut dalam sejumlah ml pelarut
            Kelarutan suatu zat harus selalu diketahui sebelum zat tersebut dilarutkan dengan sejumlah pelarut, untuk menjamin jumlah pelarut yang diberikan itu cukup untuk melarutkan.
            Misalnya bila zat A itu mudha larut dalam air, maka dibutuhkan minimal 1 – 10 ml air untuk melarutkan setiap 1 g zat tersebut sehingga bila zat yang akan dilarutkan sejumlah 2 gram maka sekurang- kurangnya 2-20 ml air yang diperlukan untuk melarutkan zat tersebut
            Melarutkan zat sebaiknya dilakukan didalam erlemyer (terlebih lagi bila zatnya mudah menguap harus dengan erlenmeyer bertutup) kecuali bila dibutuhkan pengadukan dan atau untuk mereaksikan suatu zat maka dapat dilakukan di beaker gelas atau lumpang.
            Untuk larutan  sebelum dimasukkan kedalam wadah maka perlu disaring dengan penyaring kertas , namun bila zatnya oksidator maka dapat digunakan glass woll sebagai penyaring.
            Dan harus kita ketahui bahwa dalam pembuatan sediaan larutan itu, pelarutnya tidak hanya air, tapi masih banyak pelarut lain, tergantung bahan obatnya. Tidak semua bahan obat larut dalam air, salah satu penyebabnya adalah dipengaruhi oleh sifat ataupun struktur kimia. Ada obat yang baaru bisa larut setelah bereaksi dengan zat tertentu (larutan tidak langsung). Dalam pengerjaannya kita tidak boleh sembarangan melarutkan bahan obat terutama untuk bahan bahan oksidator. Oleh karena itu perlu kita ketahui cara pembuatan sediaan larutan untuk bahan-bahan yang bersifat oksidator.
Read More

I.2  Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan diatas adalah untuk mengetahui cara mebuat larutan tidak langsung dan melarutkan bahan oksidator
I.3 Rumusan Percobaan
a)      Bagaimana pembuatan larutan tidak langsung ?
b)      Bagaimana melarutkan bahan oksidator ?


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II. 1. Dasar Teori
            Untuk melarutkan bahan yang bersifat oksidator maka kita melarutkannay di dalam erlemeyer (bila perlu dengan penutup terutama bahan yang mudha menyublin) kemudian diaduk dengan batang pengaduk lalu disaring dengan menggunakan gelas wol.
            Salah satu bahan obat yang dibuat dengan cara indirect solution dan juga merupakan bahan oksidator adalah iodium. Iodium merupakan bahan obat yang biasa digunakan sebagai antiseptic (tincture iodide) dan pengobatan tyroid (sol lugoli). Iodium memiliki kelarutan yang jelak dalam air tetapi dengan adanya ion iodide pekat yang terlarut seperti dari bahan larutan pekat KI dan NaI akan mempermudah kelarutannya.
            Untuk membuat larutan iodium maka terlebih dahulu dibuat larutan pekat NaI, dengan melarutkan NaI dalam erlemeyer bertutup denga jumlah air yang sama banyak dengan jumlah NaI/KI,lalu kedalam larutan tersebut ditambahkan Iodium lalu diaduk hingga iodiumnya larut kemudian diencerkan lalu disaring dengan menggunakan gelas wol
II.2 Uraian Bahan
Resep 3.1
1.      NR                  = Kalii Permanganas
NL                   = Kalium Permanganat
Pemerian         = hablur mengkilap; ungu tua atau hampir hitam; tidak berbau; rasa manis atau
   sepat
Kelarutan        = larut dalam 16 bagian air; mudah larut dalam air mendidih
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup baik
Khasiat            = Antiseptikum ekstern
2.      NR                  :  Aqua destillata
NL                   :  Air suling
Pemerian         :  cairan jernih ; tidak berwarna ; tidak berbau ; tidak mempunyai rasa
Penyimpanan   :  dalam wadah tertutup baik
Resep 3.2
1.      NR                  = Iodum
NL                   = Iodum
Pemerian         = keeping atau butir, berat, mengkilat, seperti logamn; hitam  
                          kelabu; bau khas
Kelarutan        = larut dalam lebih kurang 300 bagian air, dalam 13 bagian etanol 995%) P dalam lebih kurang 80 bagian gliserol P dan dalam lebih kurang 4 bagian karbondisulfida P; larut dalam kloroform P dan dalam karbontetraklorida P
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup rapat
Khasiat            = antiseptikum ekstern; antijamur

2.      NR                  = Aethanolum
NL                   = Etanol ; alcohol
Pemerian         = cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang  tidak berasap.
Kelarutan        = sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; ditempat sejuk, jauh dari nyala api
Khasiat            = zat tambahan

3.      NR                  :  Aqua destillata
NL                   :  Air suling
Pemerian         :  cairan jernih ; tidak berwarna ; tidak berbau ; tidak mempunyai rasa
Penyimpanan   :  dalam wadah tertutup baik
Resep 3.3
1.      NR                  = Acidum salicycum
NL                   = Asam salisilat
Pemerian         = hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih; hampir tidak berbau;
                           rasa agak manis dan tajam
Kelarutan        = larut dalam 550 bagian air dan 4 bagian etanol (95%) P; mudah larut dalam         kloroform P dan dalam eter P; larut dalam larutan ammonium asetat P, dinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat P dan natrium sitrat P
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup baik
Khasiat            = keratolitikum, antifungi

2.      NR                  = Amylum oryzae
NL                   = Pati beras
Pemerian         = serbuk halus; putih; tidak berbau; tidak berasa
Kelarutan        = praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol (95%) P






3.      NR                  = Talcum
NL                   = Talk
Pemerian         = serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari
                          butiran; warna putih atau putih kelabu
Kelarutan        = tidak larut dalam hampir semua pelarut
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup baik
Khasiat            = zat tambahan

4.      NR                  = Sulfur praeapitatum
NL                   = belerang endap
Pemerian         = tidak berbau; tidak berasa
Kelarutan        = praktis tidak larut dalam air; sangat mudah larut dalam karbondisulfida P, dalam minyak zaitun P, sangat sukar larut dalam etanol (95%) P
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup baik
Khasiat            = antiskabies
5.      NR                  = Oleum Rosae
NL                   = Minyak mawar
Pemerian         = cairan; tidak berwarna atau kuning; bau meneyeruapai bunga mawar, rasa khas; pada suhu 25 derajat kental, jika didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi massa hablur bening yang jika dipanaskan mudah melebur.
Kelarutan        = larut dalam 1 bagian kloroform P, larutan jernih
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup rapat.



Resep 3.4
1.      NR                  = Acidum salicycum
NL                   = Asam salisilat
Pemerian         = hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih; hampir tidak berbau;
                           rasa agak manis dan tajam
Kelarutan        = larut dalam 550 bagian air dan 4 bagian etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P; larut dalam larutan ammonium asetat P,
                        dinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat P dan natrium sitrat P
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup baik
Khasiat            = keratolitikum, antifungi

2.      NR                  = Acidum Benzoicum
NL                   = Asam Benzoat
Pemerian         = hablur halus dan ringan; tidak berwarna; tidak berbau
Kelarutan        = larut dalam lebih kurang 350 bagian air, dalam lebih kurang 3 bagian etanol (95%) P, dalam 8 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup baik
Khasiat            = antiseptikum ekstern; antijamur

3.      NR                  = Resorcinolum
NL                   = Resolsinol ; Resorsin
Pemerian         = hablur berbentuk jarum atau serbuk hablur; putih atau hampir putih; bau khas;     rasa manis diikuti rasa pahit. Oleh pengaruh udara berwarna semu merah jambu.
Kelarutan        = larut dalam 1 bagian air dan dalam 1 bagian etanol (95%) P; larut dalam eter P, dalam gliserol Pdan dalam minyak lemak
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Khasiat            = keratolitikum

4.      NR                  = Glycerolum
NL                   = Gliserol; gliserin
Pemerian         = cairan seperti sirop; jernih; tidak berwarna; tidak berbau; manis diikuti rasa          hangat, higroskopik
Kelarutan        = dalam campur denganair dan dengan air dan dengan etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P, dan dalam minyak lemak
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup baik
Khasiat            = zat tambahan

5.      NR                  = Aethanolum
NL                   = Etanol ; alcohol
Pemerian         = cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.
Kelarutan        = sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; ditempat sejuk, jauh dari nyala api
Khasiat            = zat tambahan



II.3 Farmakologi Obat
1.      R /III.1
Menurt FI.III kalium permanganat berkhasiat sebagai Antiseptikum ekstern.
Kalium permanganat dalam larutan encer merupakan peroksidan . penglepasan O2 terjadi bila zat ini bersentuhan dengan zat organik. Inaktivasi menyebabkan larutan ungu menjadi biru . zat ini bekerja sebagai iritan, deodaran, dan astrigen. Dalam klinik zat ini digunakan untuk :
a.       Kompres luka dan segala macam infeksi kulit
b.      Sebagai antidotum pada intoksikasi bahan-bahan yang mudah teroksidasi
c.       Irigasi kandung kemih yang terinfeksih
d.      Pencuci perineum pasca persalinan. (Farmakologi & Terapi V)

2.      R/ III.2
Menurt FI.III Iodium berkhasiat sebagai Antiseptikum ekstern, anti jamur.
Dalam klinik yodium dipakai untuk desinfeksi kulit pada pembedahan. Segera setelah itu kulit harus dibersihkan dengan etanol 70% bila tidak akan terjadi deskuamasi. Juga digunakan sebagai fungisid dan mengobati luka lecet.
Yodium tingtur berwarna coklat dapat menyebabkan iritasi, vesikulasi kulit, kadang-kadang kulit dapat mengelupas . karena toksik dan mudah diperoleh obat ini sering digunakan sebagai percobaan bunuh diri. Bila terjadi intoksikasi akan timbul iritasi saluran cerna, kolik, muntah, diare, syok, kematian. (Farmakologi & Terapi V)

3.      R/ III.2
Menurt FI.III Asam salisilat berkhasiat sebagai keratolitikum, antifungi.
Asam salisilat sangat irtatif sehingga hanya digunakan sebagai obat luaryang berfungsi sebagai pengobatan kuliut yang disebabkan bakteri dan jamur seperti kadas.

4.      R /III.4
Asam benzoat memberikan efek fungistatik sedangkan asam salisilat memberikan efek kerolitikum. Kombinasi keduanya bisa mengobati penyakit panu, kadas, dan penyakit kulit lainnya. Dapat menyebabkan iritasi ringan pada tempat pemakaian.

BAB III

METODE KERJA


III. 1 Alat Dan Bahan
      III.1.a. alat yang digunakan
§  Lumpang dan alu
§  Pipet tetes
§  Sendok tanduk
§  Penggorek
§  Gelas ukur  100 ml
§  Labu erlemenyer
      III.1.b. bahan yang digunakan
§  Kalium Permanganat
§  Aqua destilata
§  Sulfur
§  Ol. Rosae
§  As. Salisilat
§  As. Benzoate
§  Resorsin
§  Aethanol 90%
§  Natrii Iodium
§  Iodium
§  Aethanolum
§  Amylum
§  Talc





III.2 Cara Kerja

R∕
  Kalium Permanganat  0,05
  Aqua Dest                    200 ml
               m.f sol
               S. obat cuci muka
Nama     : Tika
Umur      :
Alamat    :
Resep 3.1
URAIAN RESEP
R/         = recipe                       = ambillah
No        = numero         = sebanyak
m          = misce                        = campur

● Perhitungan Bahan
 



● Cara kerja
1. dikalibrasi botol volume 200 ml
2. ditimbang kalium permanganate 50 mg lalu dimasukkan ke dalam erlemenyer
3. dilarutkan dengan aqua dest 50 ml lalu d saring kedalam botol menggunakan gelas  
     wol
4. kemudian dicukupkan dengan aqua dest ad 200 ml
5. dikocok dan diberi label “kocok dahulu” serta etiket biru






R∕
  Tintura Iodium s.f No 25 ml
                 m.d.s.c.f
              

Nama     :Persediaan
Umur      :
Alamat    :
Resep 3.2                                                URAIAN RESEP
R/     = recipe                       = ambillah
No   = numero         = sebanyak
m     = misce                        = campur

Tinctrura Iodium
 Nama Resmi           : Iodii tincturs
     Komposisi          : Tiap 100 ml mengandung
·             Natrii iodium   2,4 gram
·             Iodium                                    2 gram
·             Aethanolum    50 ml
·             Aquades                      ad        100 ml
1.       Perhitungan Bahan :
 
 

2.      Cara kerja
·         Botol dikalibrasi hingga volume 25 ml
·         Ditimbang natrium iodida, dimasukkan dalam Erlenmeyer, ditimbang iodium dimasukkan dalam Erlenmeyer
·         Ditambahkan aquades tetes demi tetes ml ke dalam Erlenmeyer, diaduk sampai larut
·         Ditambhakan etanol 12,5 ml ke dalam botol, lalu masukkan campuran dalam Erlenmeyer ke dalam botol
·         Dicukupkan hingga 25 ml dengan aquades
·         Diberi etiket biru dan label kocok dahulu

R∕
  Salicyl Bedak sec N.P.V
  Sulfur                          10 g
Ol.Rosae                       gtt V
                 m.d.s.u.e
                                   da 20 g

Nama     :Rini
Umur      :
Alamat    :
Resep 3.3                                           URAIAN RESEP
R/         = recipe                       = ambillah
gtt         = guttae                       = tetes
m          = misce                        = campur
d           = dosi              = takaran/hari
u.e        = usus externus           = dipakai untuk   
                                                luar
da         = berikan

1.      Perhitunga Bahan
  
               = 17,4
sulfur            =          = 2
 A. Rozae       =  = 1 tetes
2.      Cara kerja
1.      Ditimbang As.salisilat, dimasukkan dalam lumpang dan dilarutkan dengan etanol 96 % dikeringkan dengan sebagian talc
2.      Dimasukka pati beras sedikit demi sedikit dan digerus ad homogeny keluarkan dan diayak
3.      Dimasukkan sulfur ke dalam lumpang, ditambahkan bahan obat yang diayak gerus homogeny
4.      Ditetesi ol.rosae sebanyak 1 tetes,gerus ad homogen                      
5.      Dimasukkan ke dalam wadah dan diberi etiket biru




Resep 3.4                                                           Uraian Resep


R∕  Asam salisilat                   2 %
      Asam benzoate                  2%
     Resorsin                              1%
     Gliserin                                10%
  Aethanol 90% ad                  100ml  
                m.f sol
              s.u.e
                                                da 1/4    
Nama        :Rini
Umur          :
Alamat    :

 
R/         = recipe                       = ambillah
gtt         = guttae                       = tetes
m          = misce                        = campur
d           = dosi              = takaran/hari
u.e        = usus externus           = dipakai untuk luar
da         = berikan

Perhitungan bahan :
1.      As. Salisilat =  x 100        = 2 gram x  = 0,5
2.      As. Benzoat=         = 2 gram x  = 0,5                                 
3.      Resarsin= x 100               =1 gram x  = 0,25        
4.      Gliserin                =  x 100 = 10 gram x  = 2,5
5.      Etanol 100 x  = 25


Cara kerja :
1.      Dikalibrasi botol volume 25 ml
2.      Ditimbang as.salisilat, dimasukkan dalam erlemenyer dilarutkan dengan etanol
3.      Dimasukkan as.benzoat, resorsin ke dalam erlemenyer
4.      Bahan obat dimasukkan ke dalam botol yang telah diisi gliserin, ditutup dan dikocok
5.      Dicukupkan dengan etanol hingga 25 ml
6.      Diberi etiket biru dan label “kocok dahulu”


BAB IV
PEMBAHASAN

            Pada R /III.1 Kalium permanganat larut dengan sempurna dalam air. Dimana kelarutannya larut dalam air (10-30ml). Jd untuk 0,05g digunakan air sekurang- kurangnya 0,5 – 1,5 ml air. Yang perlu diperhatikan dalam dalm resep ini yaitu larutan harus disaring masuk ke botol dengan gelas wol.
            Pada R /III.2 bahan obat pun larut dengan sempurna dalam pelarut. Namun yang harus diperhatikan dalam resep ini yaitu Iodium harus dilarutkan bersama dengan garamnya (NaI atau KI) Jika tidak maka Iodium tidak akan larut, larutan tidak homogen. Selain itu penambahan air dalm melarutkannya harus sedikit demi sedikit atau tetes demi tetes karena jika terlalu banyak bahan ini tidak akan larut.
            Pada R /III.4 dalam resep ini bahan obat larut dengan sempurna dalam pelarut. Kesemua bahan jika dicampur akan larut dalam air.












BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
       1. Cara membuat larutan tidak langsung yaitu solute direaksikan dahulu dengan      
           bahan lain membentuk senyawa kompleks kemudian ditambahkan solvent,
           misalnya larutan iodium harus dilarutkan dalam garam pekatnya (KI dan NaI).

      2. Untuk melarutkan bahan yang bersifat oksidator maka kita melarutkannay di
          dalam erlemeyer (bila perlu dengan penutup terutama bahan yang mudha   
          menyublin) kemudian diaduk dengan batang pengaduk lalu disaring dengan   
          menggunakan gelas wol.

V.2 Saran
       1. Dalam pengerjaan obat harus steril karena bisa mempengaruhi kestabilan suatu     
           obat.
       2. Kehati-hatian dalam menggunakan alat sangat diperlukan dalam pengerjaan
           Resep karena sebagian besar alat terbuat dari kaca.




No comments:

Post a Comment