Atom

Saturday, October 6, 2012

PRAKTIKUM IV MEMBUAT ELIXIR


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
            Larutan ialah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, kecuali dinyatakan lain sebagai pelarut digunakan air suling.Pernyataan kelarutan berarti bahwa 1 g zat padat atau 1 ml zat cair tersebut larut dalam sejumlah ml pelaruta
            Kelarutan suatu zat harus selalu diketahui sebelum zat tersebut dilarutkan dengan sejumlah pelarut, untuk menjamin jumlah pelarut yang diberikan itu cukup untuk melarutkan.
            Misalnya bila zat A itu mudha larut dalam air, maka dibutuhkan minimal 1 – 10 ml air untuk melarutkan setiap 1 g zat tersebut sehingga bila zat yang akan dilarutkan sejumlah 2 gram maka sekurang- kurangnya 2-20 ml air yang diperlukan untuk melarutkan zat tersebut
            Melarutkan zat sebaiknya dilakukan didalam erlemyer (terlebih lagi bila zatnya mudah menguap harus dengan erlenmeyer bertutup) kecuali bila dibutuhkan pengadukan dan atau untuk mereaksikan suatu zat maka dapat dilakukan di beaker gelas atau lumpang.
            Untuk larutan  sebelum dimasukkan kedalam wadah maka perlu disaring dengan penyaring kertas , namun bila zatnya oksidator maka dapat digunakan glass woll sebagai penyaring.
            Satu kelebihan dari bentuk sediaan larutan adalah bahan obat yang memiliki bau atau rasa yang tidak enak bisa ditutupi dengan adanya penambahan flavouring agent, seperti pada salah satu jenis bentuk sediaan larutan yaitu elixir yang mempunyai rasa manis walaupun kekuatan manisnya tidak sebanding dengan sirop. Karena rasanya yang manis banyak yang menyukai obat ini. Dalam laporan ini akan kita ketahui cara membuat sediaan bentuk eliksir.

Read More

I.2  Tujuan Percobaan
       Adapun tujuan dari percobaan diatas adalah untuk mengetahui pembuatan elixir
I.3 Rumusan Percobaan
 Bagaiman cara pembuatan sediaan bentuk larutan elixir ?



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II. 1. Dasar Teori

Elixir adalah cairan jernih, rasanya manis,larutan hidroalkohol digunakan untuk pemakaian oral, umunya mengandung flavuoring agent untuk meningkatkan rasa enak. Eliksir bersifat hidroalkohol,maka dapat menjaga stabilitas obat baik yang larut dalam air maupun alcohol.
Proporsi jumlah alcohol yang digunakan bergantung pada keperluan. Zat aktif yang sukar larut dalam air dan larut dalam alcohol perlu kadar alcohol yang lebih besar. Kadar alcohol berkisar antara 10-12%. Umumnya konsentrasi 5-10%. Namun, ada eliksir yang menggunakan alcohol 3 % saja, dan yang tertinggi dapat mencapai 44%.
Pemanis yang biasa digunakan gula atau sirup gula, namun terkadang digunakan sorbitol, glycerinum, dansaccharinum.Dibandigkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif disbanding dengan sirup di dalam menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan.
Eliksir mudah dibuat larutan, maka lebih disukai disbanding sirup




II.2 Uraian Bahan
Resep 4.1
1.      NR                  = Acetaminophenum  
NL                   = Asetaminofen; parasetamol
Pemerian         = hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahit
Kelarutan        = larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol Pdan dalam 9 bagian propilenglikol P; larut dalam larutan alkali hidroksida
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Khasiat            = analgetikum; antipiretikum


2.      NR                  = Glycerolum
NL                   = Gliserol; Gliserin
Pemerian         = cairan seperti sirup; jernih, tidak berwarna; tidak berbau; manis diikuti  
                           rasa hangat, higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah
                           dapata memadat membentuk massa hablur berwarna yang tidak melebur
                        hingga suhu mencapai lebih kurang 20 derajat.
Kelarutan        = dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%) ; praktis tidak
                        larut dalam kloroform P, dalam eter P, dan dalam minyak lemak.
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup baik
Khasiat            = zat tambahan
3.      NR                  = Propylenglycolum
NL                   = Propilenglikol
Pemerian         = cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau; rasa agak manis;
                         higroskopik
Kelarutan        = dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P dan dengan
                          kloroform P; larut dalam 6 bagian eter P; tidak dapat
                          dicampur dengna eter minyak tanah P dan dengan minyak
                        lemak
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup baik
Khasiat            = zat tambahan; pelarut

4.      NR                  = Sorbitolum
NL                   = Sorbitol
Pemerian         = serbuk, butiran atau kepingan; putih; rasa manis; higroskopik
Kelarutan        = sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P, dalam methanol P dan dalam asam asetat P
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup rapat
Khasiat            = zat tambahan

5.      NR                  = Aethanolum
NL                   = Etanol; Alkohol
Pemerian         = cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau
                           khas; rasa panas. Mudah terbakar dengna memberikan nyala biru yang
                        tidak berasap
Kelarutan        = sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup rapat,terlindung dari cahaya; di tempat sejuk, jauh
                        dari nyala api
Khasiat            = zat tambahan

6.      NR                  =  Aqua destillata
NL                   =  Air suling
Pemerian         =  cairan jernih ; tidak berwarna ; tidak berbau ; tidak mempunyai rasa
Penyimpanan   =  dalam wadah tertutup baik
Resep 4.2
1.      NR                  = Oleum Anisi
NL                   = Minyak adasmanis
Pemerian         = cairan; tidak berwarna atau warna kuning pucat; bau menyerupai  buahnya, rasa manis dan aromatic, menghablur jika didinginkan
Kelarutan        = dalam etanol larut dalam 3 bagian volume bagian etanol (95%) P;  larutan menunjukkan opalesensi tidak lebih kuat dari opalesensi yangterjadi jika 0,5 ml perak nitrat 0,1 N ditambahkan pada campuran 0,5 ml
                         natrium klorida 0,02N dan 50 ml air
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari cahaya. Jika menghablur, sebelum digunakan harus dipanaskan hingga mencair
Khasiat            = zat tambahan



2.      NR                  = Aethanolum
NL                   = Etanol; Alkohol
Pemerian         = cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah terbakar Kelarutan      = sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup rapat,terlindung dari cahaya;
Khasiat            = zat tambahan

3.      NR                  = Ammonia Liquida
NL                   = Aminia encer
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup rapat; di tempat sejuk
Khasiat            = zat tambahan
Resep 4.3
1.      NR                  = Ephedrini Hydrochloridum
NL                   = Efedrina Hidroklorida
Pemerian         = hablur putih atau serbuk putih halus; tidak berbau; rasa pahit
Kelarutan        = larut dalam lebih kurang 4 bagian air, dalam lebih kurang 14  
                        bagian    etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam eter P
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup baik. Terlindung dari cahaya
Khasiat            = simpatomimetikum
DM                  = sekali 50 mg; sehari 150 mg

2.      NR                  =  Natrii Chloridum
NL                   =  Natrium Klorida
Pemerian         = hablur heksahendral tidak berwarna atau serbuk hablur putih;  
Kelarutan        =  larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian mendidih dan
                         dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P;
Penyimpanan   =  dalam wadah tertutup baik
Khasiat                        =  sumber ion klorida dan ion natrium
3.      NR                  = Chlorbutranolum
NL                   = Klorbutanolum; Kloreton
Pemerian         = hablur; tidak berwarna; baud an rasa khas apek dan agak mirip kamfer,
                         mudah menguap
Kelarutan        = larut dalam 130 bagian air, dalam 0,6 bagian etanol (95%) P, dalam 8 bagian gliserol P dan dalam minyak atsiri; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup baik
Khasiat            = sedativum, pengawet, anestetikum local

4.      NR                  = Propylenglycolum
NL                   = Propilenglikol
Pemerian         = cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau; rasa agak manis; higroskopik
Kelarutan        = dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P dan dengan kloroform P; larut dalam 6 bagian eter P; tidak dapat dicampur dengna eter minyak tanah P dan dengan minyak lemak
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup baik
Khasiat            = zat tambahan; pelarut

5.      NR                  =  Aqua destillata
NL                   =  Air suling
Pemerian         =  cairan jernih ; tidak berwarna ; tidak berbau ; tidak mempunyai rasa
Penyimpanan   =  dalam wadah tertutup baik


Resep 4.4
1.      NR                  = Acidum salicycum
NL                   = Asam salisilat
Pemerian         = hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih; hampir tidak berbau; rasa agak manis dan tajam
Kelarutan        = larut dalam 550 bagian air dan 4 bagian etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P; larut dalam larutan ammonium asetat P, dinatrium hidrogenfosfat P,
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup baik
Khasiat            = keratolitikum, antifungi

2.      NR                  = Balsamun peruvianum
NL                   = Balsem peru
Pemerian         = cairan kental, lengket, tidak berserat, coklat tua, dalam lapisan tipis berwarna coklat, transparan kemerahan
Kelarutan        = larut dalam kloroform, sukar larut dalam eter, dalam eter minyak tanah, dan dalam asam asetat glacial
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup baik
Khasiat            = antiseptikum ekstrem

3.      NR                  = Adeps Lanae
NL                   = Lemak bulu domba
Pemerian         = zat serupa lemak, liat, lengket; kuning muda atau kuning pucat, agak tembus cahaya; bau lemah dan khas
Kelarutan        = praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya sejuk
Khasiat            = zat tambahan

4.      NR                  = Zinci oxydum
NL                   = seng oksida
Pemerian         = serbuk amorf, sangat halus; putih atau putih kekuningan; tidak berbau; tidak berasa. Lambat laun menyerap karbondioksida dari udara
Kelarutan        = praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkali hidroksida
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup baik
Khasiat            = antiseptikum local

5.      NR                  = Magnesii oxydum
NL                   = Magnesium oksida
Pemerian         = magnesiumoksida ringan :serbuk sangat ringan, putih, tidak berbau, rasa agak basa, volume 5g anatar 40 ml hingga 50 ml. magnesium berat: serbuk bergumpal; putih; tidak berbau rasaagak basa volume 5 g antara 10 ml sampai 20 ml
Kelarutan        = sangat sukar larut dalam air; praktis tidak larut dalam etanol (95%) P, larut dalam asam encer
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup rapat
Khasiat            = zat tambahan

6.      NR                  = Talcum
NL                   = Talk
Pemerian         = serbuk hablur, sangat halus licin. Mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran; warna putih atau putih kelabu
Kelarutan        = tidak larut dalam hampir semua pelarut
Penyimpanan   = dalam wadah tertutup baik
Khasiat            = zat tambahan

II.3 Farmakologi Obat
1.      R/IV.1
Menurut FI.III Asetaminofen berkhasiat sebagai analgetikum antipiretikum

ASETAMINOFEN 120mg/5ml sirop.
Indikasi : menurunkan panas dan menghilangkan nyeri pada keluhan-keluhan sakit gigi, sakit kepala, demam, influenza, neuralgia, nyeri otot dan sendi. (ISO indonesia)
Efek samping. Reaksi alergi terhadap derivat para-amino fenoljarang terjadi. Manifestasinya berupa demam dan lesi pada mukosa. (Farmakologi & Terapi V)
2.      R/IV.3
Menurut FI.III Efedrini HCL berkhasiat untuk simpatomimetikum yang efeknya menyerupai efek yang ditimbulkan oleh aktivitas susunan syaraf. Efedrin digunakan untuk reaksi alergi yang memerlukan terapi jangka panjang seperti pada hey fever yang berlangsung selama beberapa bulan. Efedrin merupakan Alkoloid yang terdapat dalam tumbuhan yg disebut efedra atau ma huang. Bahan herbal yang mengandung efedrin telah digunakan di Cina selama 2000 tahun dan sejak puluhan tahun merupakan komponen obat herbal Cina untuk klaim misalnya obat pelangsing, obat penyegar atau obat pelepas napas. (Farmakologi & Terapi V)
3.      R/IV.4
Menurut FI.III Asam salisilat berfungsi sebagai anti fungi.
BEDAK MENTHOL PUROL       Prodenta Indonesia      B
Serbuk tabur : balsam peru 1%, belerang endap 1,90% asam salisilat 0,5 % ZnO 2,50%, mentol 1,20%, kamfer 0,18%. Indikasi : biang keringat, gatal-gatal, gigitan serangga, jerawat , infeksi akibat ekzim dan memberikan kehangatan, kesegaran ekstra pad badan untuk waktu yang panjang dan menghilangkan bau badan.
BAB III

METODE KERJA

III. 1 Alat Dan Bahan
      III.1.a. alat yang digunakan
§  Lumpang dan alu
§  Pipet tetes
§  Sendok tanduk
§  Penggorek
§  Gelas ukur  100 ml
§  Labu erlemenyer
      III.1.b. bahan yang digunakan
§  Acetaminofen
§  Glycerolum
§  Propylenglicolum
§  Sorbital solution 70%
§  Aethanolum
§  Occ
§  Aqua destilata
§  Ol. Anisi
§  Ammonia Liquidum
§  Ephedrin HCl
§  Natrii Chloridum
§  Chlorbutanolum
§  Propylenglikol
§  As. Salisilat
§  Balsam peru
§  Lemak bulu
§  MgO
§  ZnO
§  Talc

III. 2 Cara Kerja
Resep 4.1

R∕
     Elixir Paracetamol s.f da
                    60 ml
                 S.t.dd Cth I


Nama     : Susi
Umur      :
Alamat    :
        Acetaminopheni Elixir
        Elikxir Asetaminofeen
         Eliksir Paracetamol
        Komposisi ; Tiap 5 ml mengandung
        Acetaminofen                     120 mg
        Glycerolum                         2,5 mg
        Propylenglycom                  500 ul
        Sorbital solution 70 %        1,25 ml
        Aethanolum                        500 ml
        Zat tambahan yang secukupnya
        Aqua dest               ad        5 ml    
      ● Perhitungan bahan
1. acetaminophen  x 120 mg = 1,44
2. Glycerolum    x 2,5 ml = 30 ml        
3. propylengliko                 x 0,5 ul       = 6 ml
4. sorbitol soutio 70 %  x 1,25 = 15 ml       
5. aethanolum    x 0,5 ml                      = 6 ml
6. aquades         ad 60 ml


      ● Cara kerja
1. Dikalibrasi botol volume 60 ml
2. Dimasukkan asetaminofen dalam erlemeyer dilarutkan dengan etanol
3. dimasukkan propilenglikol, sorbitol, zat tambahan dan gliserol dalam erlemeyer, diaduk
4. Dimasukkan ke botol, dicukupkan dengan aquades ad 60 ml, ditutup dan dikocok
5. diberi etiket putih dan diberi label “ kocok dahulu “         
















Resep 4.2


R∕ Ammonii anisi spirit s.f No 50 
                  Ml
                  S.sasa
                 

Nama     : Persediaan
Umur      :
Alamat   :
URAIAN RESEP
R/          = recipe                        = ambillah
No        = numero         = sebanyak
S           = signa             = tandai

                                                            Ammonie Anisi Spiritus
                                                           Spiritus Amonia Adasmanis
                                                                          Sasa
                                                              Komposisi: Tiap 100 g mengandung
                                                              Ol.anisi                                  4 g
                                                              Aethanolum               76 g
                                                              Ammonia Liquidum  20 g
     ●Perhitungan Bahan
1. Ol. Anisi  x 4 = 2
2 Aethanolum  x 76 =
3. Ammonia Liquidum  x 20 = 10
      ● Cara kerja
1. dikalibrasi botol 50 ml
2. ditarer botol lalu ditimbang aethanolum 90% 38 gr
3. ditimbang ol.anisi 2 gr
4. setelah itu ditimbang ammonia liquidum 10 gr
5. dikocok lalu diberi etiket biru


R Efedrin Guttae masals s.f
           Da 10 ml
  S.2 dd gtt II Intra nasales
                
Nama     : Ekawaty
Umur      :
Alamat   :
Resep 4.3
         URAIAN RESEP
R/     = recipe                        = ambillah
da     = berikan
s       = signa             = tandai
dd    = de die                        = sehari
gtt     = guttae                        = tetes
                                                                    Tetes hidung Efedrina
                                                            Komposisi : Tiap 10 ml mengandung
                                                            Ephedrin Hydrcholridum        100 mg
                                                            Natrii chloridum                      50 mg
                                                            Chlorbutandum                                   50 mg
                                                            Propylenglycolum                   500 ul
                                                            Aqua destilata                         ad        10 ml
        ● Perhitungan Bahan
1. Ephedrin HCl          = 100 mg = 0,1 g
2. Natrii Chloridum = 50 mg = 0,05 g
3. Chlor butanol  = 50 mg = 0,05 g
4. Propylenglikol = 500 ul = 0,5 ml
5. Aqua dest    ad        10 ml





      ● Cara Kerja
1. Dikalibrasi botol tetes volume 10 ml
2. dimasukkan Ephedrine, NaCl ke dalam erlemeyer. Dilarutkan
3. dimasukkan chlorbutanolum, diaduk lalu dimasukkan dalam botol yang telah berisi propilenglikol
4. dicukupkan ad 10 ml lalu ditaruh diatas penangas air
5. diberi etiket biru dan label “kocok dahulu “














                                                 


R∕
  Loco Bedak Purol sec FOI
     Menthol                    1 % 
            m.f pulv.adsp
            S.Strooipoeder
                             Da 1/5 part

Nama     : Nia
Umur      :
Alamat    :
Resep 4.4
                                                                       Pulvis salicylatis composites
                                                                              Loco bedak purol
                                                               Mengandung :
                                                               As. Salisilat              2
                                                               As. Bensoat              2
                                                               Lemak bulu              4
                                                               Mgo                          10
                                                               Zno                           10
                                                               Talc secukupnya ad  100
                                                               Campurkan, diayak

     ● Perhitungan Bahan
Loco Bedak purol  x 100 = 20
1.      As. Salisilat     x 2 = 0,4
2.      Balsam peru     x 2 = 0,4
3.      Lemak bulu      x 4 = 0,8
4.      Mgo                  x 10 = 2          
5.      ZnO                  x 10 = 2          
6.      Talc                  - ( 0,4 + 0,4 + 0,8 + 2 + 2 ) = 20 – 5,6 =n 14,4
Menthol                x 20 = 0,19


     ● Cara Kerja
1. Dipanaskan lumpang
2. Ditimbang talc sebanyak 14,4 gram
3. Digerus ZnO lalu ditimbang sebanyak 2 gram
4. Ditimbang adeps lanae kemudian dimasukkan ke dalam lumpang panas digerus hingga cair lalu            dikeringkan oleh talc, keluarkan
5. ditimbang balsam peru dimasukkan ke lumpang, dilarutkan oleh etanol 90 % dikeluarkan
6. ditimbang asam salisilat dilarutkan dengan menthol
7. dimasukkan MgO dan ZnO gerus homogen dan ditambahkan campuran I dan II gerus homogeny,   
     diayak          












BAB IV
PEMBAHASAN
           

            Pada R/IV.1 bahan obat larut dengan sempurna dalam pelarut. Menurut FI.III Acetaminofen larut dalam ethanol, dalam glicerolum dan propylenglicolum, oleh karena itu acetaminofen dimasukkan ke dalam botol bersama ketiga pelarut tersebut, Dimana volume ketiga pelarut tersebut untuk 1,44g acetaminofen sekurang-kurangnya 14,4 ml – 43,2ml.
            Pada R/IV.2 bahan obat larut dengan sempurna dalam pelarut. dimana kesemua bahan dicampurkan masuk ke Dalam botol.
            Pada R/IV.2 bahan obat larut dengan sempurna dalam pelarut. Dimana efedrin dilarutkan dengan air di erlemeyer bersama NaCl sedangkan chlorbutanol dilarutkan dengan propylenglikolum di botol. Yang harus diperhatikan disini yaitu air yang digunakan haruslah air panas atau setelah dicampurkan semua bahan maka harus dipanaskan.











SBAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Cara membuat eliksir yaitu seperti dalm membuat sediaan larutan lainnya namun pada eliksir pada umumnya pelarut utamanya adalah alkohol dan rasnya manis. Untuk penambahan flavouring agen yakni ditambahkan paling terakhir kemudian dikocok.

V.2 Saran
       1. Dalam pengerjaan obat harus steril karena bisa mempengaruhi kestabilan suatu     
           obat.
       2. Kehati-hatian dalam menggunakan alat sangat diperlukan dalam pengerjaan
           Resep karena sebagian besar alat terbuat dari kaca.



1 comment: