Teori Bohr telah
membahas garis-garis spektrum hidrogen, tetapi tidak memberi penjelasan tentang
peruraian garis-garis spektrum menjadi garis-garis yang lebih lembut (stuktur
lembut) jika percobaan dilakukan dengan spektroskop dengan daya urai yang lebih
kuat.
Karena
itulah Sommerfeld menetapkan bahwa orbit-orbit elektron tidak hanya berbentuk
lingkaran tetapi mungkin juga berbentuk elips dan bentuk lingkaran itu hanyalah
suatu bentuk khusus dari pada elips. Dalam gerakan suatu elektron mengelilingi
inti atom, maka gerakan itu akan terganggu oleh pengaruh muatan positif inti
atom , sehingga berbentuk elips. Kecepatan elektron adalah terbesar pada posisi
terdekat dari inti atom dan terkecil bila terjauh dari inti
atom. Kecepatan yang terus-menerus berubah itu menyebabkan massa
efektif dari elektron juga berubah-ubah dan ini semua mengakibatkan orbit
elektron bergeser. Pergeseran orbit menyebabkan energi dari elektron agak
berubah sehingga terjadi stuktur lembut pada spektrumnya.
Akibat-akibat
modifikasi teori Bohr oleh Sommerfeld:
a.
Orbit-orbit stasioner
dari Bohr (tingkatan energi) masih terbagi lagi atas beberapa sub level yang
masing-masing energinya berselisih sedikit karena perbedaan bentuk orbit.
b.
Adanya orbit-orbit
elektron yang saling berpenetrasi.
Distribusi Elektron
Menurut teori Bohr-Sommerfeld
Meskipun teori
Bohr-Sommerfeld tidak dapat dipakai untuk menerangkan keadaan energi dari
atom-atom yang berisi lebih dari satu elektron, namun masih berharga untuk
menerangkan secara kualitatif sifat-sifat kimia dan sifat-sifat fisika dari
atom-atom yang kompleks sebab dapat memberi gambaran yang mudah dan jelas
tentang keadaan atom , meskipun sebenarnya gambaran itu kurang teliti.
Sebagai bahan
pelengkap untuk menyusun distribusi elektron atom-atom unsur berdasarkan
model atom hidrogen dari Bohr digunakan:
1.
Penemuan Moseley
tentang spektrum sinar X dari berbagai unsur yang terdiri dari garis-garis
spektrum K, L, M, dst dan adanya hubungan kuantitatif antara frekuensi dari
garis-garis tesebut dengan nomor atom unsur-unsur yang diperiksa.
2.
Lewis dan Kossel yang
menyatakan bahwa gas-gas mulia bersifat inaktif karena kulit elektronnya yang
terluar berisi 8 elektron dan isi elektron dari kulit-kulit dalamnya telah
mencapai maksimum. Kecuali Helium yang hanya mempunyai 2 elektron.
3.
Langmuir yang menyempurnakan
pernyataan dari Lewis dan Kossel tersebut.
4.
Postulat-postulat
Bury yang menyatakan :
a.
Isi elektron maksimum
suatu kulit adalah 2n2 untuk n = nomor kulit
Kulit ke-1 = kulit K berisi maksimal 2
elektron
Kulit ke-2 = kulit L berisi maksimal 8
elektron
Kulit ke-3 = kulit M berisi maksimal 18
elektron
Kulit ke-4 = kulit N berisi maksimal 32
elektron, dst
b.
Kulit elektron
terluar suatu atom tidak dapat berisi lebih dari 8 elektron
c.
Suatu kulit elektron
tidak mungkin berisi lebih dari 8 elektron sebelum kulit elektron berikutnya
terbentuk.
5.
Sistem periodik
unsur.
(penjelasan lebih lanjut tentang
stuktur atom akan dibahas di artikel Struktur Atom)
Teori Atom Mekanika
Kuantum
Menurut Niels
Bohr, elektron mengelilingi inti atom pada tingkat-tingkat
energi (kulit) tertentu dan elektron dapat berpindah dari tingkat energi
satu ke tingkat energi lain. Model atom Bohr ini ternyata
memiliki dua kelemahan yaitu : pertama, Hanya dapat menerangkan spektrum
atom yang sederhana seperti hidrogen, tetapi tidak dapat menerangkan
lebih rumit (nomor atom lebih dari 1), misalnya atom helium. Spektrum
Helium yang bernomor atom 2 tidak dapat di jelaskan oleh teori atom
Bohr ini. Kedua, teori Bohr tidak dapat menjelaskan pengaruh medan
magnet dalam atom hidrogen, seperti mengapa spektrum
hidrogen memiliki garis-garis tambahan ketika di pengaruhi medan
magnet.
Ketidakmampuan model
atom Bohr menerangkan struktur atom selain Hidrogen dan gejala
atom dalam medan magnet di sempurnakan oleh ahli Fisika Prancis, Louis
de Broglie pada tahun 1924. Menurut de Broglie, Selain
bersifat partikel, elektron dapat bersifat gelombang,
sedangkanNiels Bohr berpendapat
bahwa elektron adalah partikel. Teori de Broglieini
berlandaskan pada persamaan Einstein untuk foton (E = hf)
dan di kenal dengan nama teori gelombang de broglie.
Secara matematika, Teori gelombang de Broglie dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut.
λ = h/mv
h = tetapan
Planck = 6,63 x 10-34 J.s
v = kecepatan
partikel yang bergerak
m = massa
partikel
Pendapat de Broglie
kemudian di kaji lebih mendalam oleh fisikawanAustria Erwin
Schrodinger pada 1926. Ia mengutak-atik teori gelombang de
Broglie ke dalam suatu bentuk persamaan matematika dan berhasil
merumuskan persamaan Schrodinger.
Berdasarkan teori
Schrodinger ini, posisi elektron dalam kulit
elektrontidak dapat di tentukan dengan pasti. Jadi, berdasarkan teori
Schrodinger,gerak jatuh elektron tidak mengikuti persamaan gerak
newton yang menjadi rujukan model atom Bohr.
Persamaan Schrodinger di dukung
oleh Werner Heisenberg yang menyatakan Prinsip
Ketidakpastian Heisenberg. Berdasarkan Prinsip Ketidakpastian
Heisenberg, Sifat alam semesta tidak memungkinkan posisi suatu partikel yang
sedang bergerak dapat di tentukan dengan pasti. Persamaan Schrodinger dan
prinsip ketidakpastian Heisenberg ini melahirkan Model atom Mekanika
Kuantum. Menurut Model atom ini,Struktur atom dapat di simpulkan
sebagai berikut.
1. Posisi
elektron dalam atom tidak dapat di tentukan dengan pasti
2. Atom mempunyai kulit
elektron
3. Setiap kulit
elektron memiliki subkulit elektron
4. Setiap subkulit
elektron memiliki sub-subkulit elektron (orbital)
5. Elektron memiliki arah
rotasi terntentu.
Jadi, model atom
mekanika kuantum dapat di analogikan dengan ilustrasi sebagai berikut
:
“suatu perumahan
(kulit) terdiri atas rumah-rumah (subkulit), setiap rumah terdiri atas
kamar-kamar (sub-subkulit/orbital)”
No comments:
Post a Comment