BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Larutan ialah sediaan cair yang
mengandung bahan kimia terlarut, kecuali dinyatakan lain sebagai pelarut
digunakan air suling.Pernyataan kelarutan berarti bahwa 1 g zat padat atau 1 ml
zat cair tersebut larut dalam sejumlah ml pelarut
Kelarutan suatu zat harus selalu
diketahui sebelum zat tersebut dilarutkan dengan sejumlah pelarut, untuk
menjamin jumlah pelarut yang diberikan itu cukup untuk melarutkan.
Misalnya bila zat A itu mudha larut
dalam air, maka dibutuhkan minimal 1 – 10 ml air untuk melarutkan setiap 1 g
zat tersebut sehingga bila zat yang akan dilarutkan sejumlah 2 gram maka
sekurang- kurangnya 2-20 ml air yang diperlukan untuk melarutkan zat tersebut
Melarutkan zat sebaiknya dilakukan
didalam erlemyer (terlebih lagi bila zatnya mudah menguap harus dengan
erlenmeyer bertutup) kecuali bila dibutuhkan pengadukan dan atau untuk
mereaksikan suatu zat maka dapat dilakukan di beaker gelas atau lumpang.
Untuk larutan sebelum dimasukkan kedalam wadah maka perlu
disaring dengan penyaring kertas , namun bila zatnya oksidator maka dapat
digunakan glass woll sebagai penyaring.
Salh satu sediaan bentuk larutan
adalah Gargarisma atau obat kumur yang
digunakan untuk pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan.
I.2 TUJUAN PERCOBAAN
Adapun
tujuan dari percobaan diatas adalah untuk mengetahui cara membuat obat kumur
I.3
RUMUSAN PERCOBAAN
Bagaimana
cara membuat obat kumur ?
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Membuat Obat Kumur
Definisi obat
kumur (gargarisma/gargle) menurut FI IIIadalah sediaan berupa larutan, umumnya
pekat yang harus diencerkan terlebih dahulu sebelum digunakan, dimaksudkan
untuk digunakan pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan. Menurut Backer
(1990), obat kumur adalah larutan yang biasanya mengandung bahan penyegar
nafas, astrigen, demulsen, atau surfaktan atau antibakteri untuk menyegarkan
dan pembersihan saluran pernapasan yang pemakainnya dengan berkumur. Menurut
Saragin dan Gershon (1972), secara garis besar, obat kumur dalam penggunaanya
dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Sebagai
kosmetik, hanya membersihkan, menyegarkan, dan/atau menghilangkan bau mulut.
2. Sebagai
terapeutik, untuk perawatan penyakit pada mukosa atau ginggiva, pencegahan
karies gigi atau pengobatan infeksi saluran pernafasan.
3. Sebagai
kosmetik dan terapeutik
Berdasarkan komposisinya, Saragin
dan Gershon (1972) menggolongkan obat kumur dalam berbagai jenis, yaitu;
1. Obat
kumur untuk kosmetik; terdiri atas air (dan boasanya alcohol), flavor, dan zat
pewarna. Biasanya mengandung surfaktan dengan tujuan meningkatkan kelarutan
minyak atsiri
2. Obat
kumur yang mempunyai tujuan utama untuk menghilangkan atau bakteri yang
biasanya terdapat dalam jumlah besar dalam saluran nafas. Komponen antiseptic
dari obat kumur ini memegang peranan utama untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Obat
kumur yang bersifat sebagai astringent, dengan maksud member efek langsung pada
mukosa mulut, juga mengurangi flokulasi dan presipitasi protein ludah sehingga
dapat dihilangkan secara mekanis
4. Obat
kumur yang pekat yang penggunaannya perlu diencerkan terlebih dahulu.
5. Obat
kumur yang didapar, aktifitasnya tergantung pada pH larutan. Pada suasana
alkali dapat mengurangi mucinous deposit dengan dispersi dari protein.
6. Obat
kumur untuk deodorant, tergantung dari aktifitas antibakteri, atau mekanisme
lain untuk mendapatkan efek tersebut
7. Obat
kumur untuk terapeutik, diformulasikan untuk meringankan infeksi, mencegah
karies gigi dan untuk meringankan kondisi patologis pada mulut, gigi atau tenggorokan.
Salah satu bahan yang sering digunakan
sebagai obat kumur adalah zinc klorida. Zink klorida adalah zat hygroskopik
mudah larut dalam air dan spiritus. Larutan yang encer biasanya keruh, karena
terbentuk HCl dan zinkoksiklorida, tetapi dengan penambahan sedikit HCl atau
zat yang bereaksi asam akan jernih kembali. Asam salisilat dapat juga
melarutkan kembali zinkoksiklorida, asal saja kadar ZnCl tidak melebihi 4%.
Umumnya garam-garam Zn jangan dicampur dengan tannin, zat samak lainnya.
Alkalikarbonat, borax, sapones alkali fosfat. Melarutkan zinkklorida sebaiknya
dengan air banyak. Bila tidak akan timbul endapan setelah disaring.
2.2 URAIAN BAHAN
Resep
6.1
1. NR = Zinci chloridum
NL = zink klorida
Pemerian =
serbuk hablur atau granul hablur; putih atau hampir putih.
Dapat
berupa massa seperti porselenatau berbentuk silinder.
Sangat
mudah mencair.
Kelarutan = sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol dan
dalam gliserin. Larutan dalam
air atau dalam etanol biasanya
agak
keruh, tetapi kekeruhan hilang
jika ditambahkan sedikit
asam
klorida
Penyimpanan = dalam wadah tertutup rapat
2. NR = Acidum salicycum
NL = Asam salisilat
Pemerian = hablur ringan tidak berwarna atau
serbuk berwarna putih;
hampir tidak berbau; rasa agak manis dan
tajam
Kelarutan = larut dalam 550 bagian air dan 4
bagian etanol (95%) P;
mudah larut dalam kloroform P dan dalam
eter P; larut dalam
larutan ammonium asetat P, dinatrium
hidrogenfosfat P,
kalium
sitrat P dan natrium sitrat P
Penyimpanan = dalam wadah tertutup baik
Khasiat = keratolitikum, antifungi
3. NR = Aluminii kalii sulfas
NL = Aluminium kalium sulfat;
tawas
Pemerian = massa hablur atau butiran hablur
tidak berwarna, transparan,
rasa
manis dan sepat
Kelarutan = sangat mudah larut dalam air mendidih;
mudah larut dalam
air;
praktis tidak larut dalam etanol (95%) P; mudah larut
dalam
gliserol P
Penyimpanan = dalam wadah tertutup baik
Khasiat = adstringen
4. NR = Oleum Menthae
NL = minyak permen
Pemerian = cairan, tidak berwarna, kuning pucat
atau kuning kehijauan,
bau aromatika, rasa pedas dan hangat,
kemudian dingin
Kelarutan = dalam etanol larut dalam 4 bagian
volume etanol (70%)P,
opalesensi yang terjadi tidak lebih kuat
dari opalesensi
larutan yang dibuat dengan menambahkan
0,5 ml perak nitrat
0,1 N pada campuran 0,5 ml natrium
klorida 0,02 Ndan50 ml
air
Penyimpanan = dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh,
terlindung dari
cahaya
Khasiat = zat tambahan; karminativum
5. NR = Aqua destillata
NL = Air suling
Pemerian =
cairan jernih ; tidak berwarna ; tidak berbau ; tidak
mempunyai
rasa
Penyimpanan =
dalam wadah tertutup baik
Resep
6.2
1. NR = Glycyrrhizae succus
NL = Ekstrak akarmanis
Pemerian =batang berbentuk silinder atau bongkah
besar, licin, agak
mengkilap, hitam coklat tua, atau serbuk
berwarna coklat;
bau lemah khas, rasa manis, khas.
Kelarutan = zat larut dalam etanol tidak kurang
dari 75%
Penyimpanan = dalam wadah tertutup baik
Khasiat = zat tambahan
2. NR = Ammonii Chloridum
NL = Amonium klorida; salmiak
Pemerian = serbuk butir atau hablur; putih;
tidak berbau; rasa asin dan
dingin; higroskopik
Kelarutan = mudah larut dalam air dan dalam
gliserol P; lebih mudah
larut
dalam air mendidih; agak sukar larut dalam etanol
(95%)
P.
Penyimpanan = dalam wadah tertutup rapat
Khasiat = ekspektoran
DM = sehari 8 g
3. NR = Aqua destillata
NL = Air suling
Pemerian =
cairan jernih ; tidak berwarna ; tidak berbau ; tidak
mempunyai
rasa
Penyimpanan =
dalam wadah tertutup baik
Resep
6.4
1. NR = Acidum salicycum
NL = Asam salisilat
Pemerian = hablur ringan tidak berwarna atau
serbuk berwarna putih;
hampir tidak berbau; rasa agak manis dan
tajam
Kelarutan = larut dalam 550 bagian air dan 4
bagian etanol (95%) P;
mudah
larut dalam kloroform P dan dalam eter P; larut dalam
larutan ammonium asetat P, dinatrium
hidrogenfosfat P,
kalium sitrat P dan natrium sitrat P
Penyimpanan = dalam wadah tertutup baik
Khasiat = keratolitikum, antifungi
2. NR = Glycerolum
NL = Gliserol; gliserin
Pemerian = cairan seperti sirop; jernih; tidak
berwarna; tidak berbau;
manis
diikuti rasa hangat, higroskopik
Kelarutan = dalam campur denganair dan dengan air
dan dengan etanol
(95%) P; praktis tidak larut dalam
kloroform P, dalam eter P,
dan dalam minyak lemak
Penyimpanan = dalam wadah tertutup baik
Khasiat = zat tambahan
3. NR = Aethanolum
NL = Etanol ; alcohol
Pemerian = cairan tak berwarna, jernih, mudah
menguap dan mudah
bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah
terbakar dengan
memberikan nyala biru yang tidak
berasap.
Kelarutan = sangat mudah larut dalam air, dalam
kloroform P dan dalam
eter P
Penyimpanan = dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya; ditempat
sejuk, jauh dari nyala api
Khasiat = zat tambahan
II.3 Farmakologi Obat
1. Gargarisma zinci oksida
Gargarisma zinci oksida berfungsi sebagai
obat kumur yang mencegah terjadi
infeksi tenggorokan selain itu untuk
menghilangkan bau tidak enak dari
mulut.
2. OBH
Indikasi :
batuk, influenza, demam, masuk angin. (ISO
Indonesia)
3. Ibuprofen, cefadroksil, dexametasone
Ibuprofen
200mg; 400mg/ tablet.
Indikasi
: antirematik, antinflamasi, analgetik. (ISO
Indonesia)
Cefadroksil
Indikasi
: infeksi oleh mikroorgabisme sensitif, terutama oleh bakteri gram positif,
bakteri anaerob dan beberapa bakteri gram negatif seperti E-Coli , P. Mirabiles dan
Klebsiella. (ISO Indonesia)
Dexametason
0,5 mg/kapsul
indikasi
: alergi atau peradanangn dalm pengobatan dengankortikosteroida
efek
samping : mata kabur pada katarak, kencing manis dan edema. (ISO Indonesia)
4.
Salisyl spiritus
Asam salisil
Indikasi:menghilangkan infeksi cendawan/fungi pada kulit
(epidhemophytosis, tricophytosis, kadas, panu, rangen).
Oleskan 1-2 x sehari. (ISO
Indonesia)
BAB III
METODE KERJA
III. 1 alat dan bahan
III.1.a. alat yang digunakan
§ Lumpang
dan alu
§ Pipet
tetes
§ Sendok
tanduk
§ Penggorek
§ Gelas
ukur 100 ml
§ Labu
erlemenyer
III.1.b. bahan yang digunakan
§ ZnCl2
§ As.
Salisilat
§ Tawas
( aluminium caliisulfas)
§ Ol.menthae
pip
§ Aqua
destilata
§ Glyerhizae
§ Ammonium
chloridum
§ Ammoniae
anisi spiritus
§ Gliserin
§ Aethanolum
70%
§ Asam
mefenamat
§ Cefadroksil
§ Dexametasone
III.2 Cara Kerja
R∕
Gargarisma
zinci chorida
s.f
100 ml
S.u.e
Nama :
Azizah
Umur :
Alamat :
|
Tiap
300 ml mengandung
-
ZnCl2 1 gram
-
As. Salisilat 300 mg
-
Tawas 1 gram
-
Ol.menthae pip 2 gtt
-
Aquades ad 300
ml
Perhitungan
bahan :
1. ZnCl2
=
x 1 gram =
0,3 gram
2. As.
Salisilat=
x
300 mg = 100 mg
3. Tawas
=
x
1 gram = 0,3 gram
4. Ol.
Menthae pip
x
2 gtt= 0,6 gtt
5. Aquade ad 100
ml
Cara kerja :
1.
Dikalibrasi botol
2.
Ditimbang as.salisilat,
dimasukkan ke dalam erlemeyer
3.
Ditimbang tawas,
dimasukkan ke dalam erlemyer, ditambahkan air panas secukupnya lalu diaduk ad
homogen. Didinginkan
4.
Ditimbang ZnCl2 lalu
dimasukkan ke dalam camp asam salisilat dan tawas kemudian diaduk ad larut lalu
disaring
5.
Dimasukkan ke dalam
botol lalu ol. Menthae pip
6.
Dicukupkan aquades ad
100 ml
7.
Diberi etiket biru dan
label “kocok dahulu”
Resep 6.2
R∕ O.B.H s.f No 60 ml
S.t.dd.Cth
I
Nama :
Yuni
Umur :
Alamat :
|
OBAT BATUK HITAM
Komposisi : Tiap 300 ml mengandung
Glyerhizae cuccus 10 gram
Ammonie chloridum 6 gram
Ammoniae anisi spiritus 6 gram
Aquades ad
300 ml
Perhitungan
Bahan :
1. Glyerhizae
x
10 gram = 2 gram
2. Ammonie
chloridum
x
6 gram = 1,2 gram
3. Ammoniae
anisi spiritus
x
6 gram = 2 gram
4. Aquades
x
300 ml = 60 ml
Cara
kerja :
1. Dikalibrasi
botol
2. Ditimbang
sasa dimasukkan ke dalam botol
3. Ditimbang
glyerhizae dimasukkan dalam lumpang lalu dilarutkan dengan air panas,
didinginkan dalam botol
4. Dilarutkan
NH4Cl dalam beaker/Erlenmeyer lalu disaring ke dalam botol
5. Dicukupkan
ad 60 ml
Resep 6.3
R∕
Asam mefenamat 250
mg
Cefadroksil 500
mg
Dexametasone 0,5
mg
M.f.caps.dtd.No.X
S.t.dd.Caps I
Nama :
Rani
Umur :
17 tahun
Alamat :
|
1. As.
Mefenamat 250 mg x 10 = 2,5 gram = 5
tab
2. Cefadroksil 500 mg x 10 = 5 gram/ 0,5
= 10 tab
3. Dexametasone 0,5 mg x 10 = 5 mg/0,5 = 10 tab
Cara Kerja
1. Ditimbang
asam mefenamat, dimasukkan ke dalam lumpang gerus halus
2. Ditimbang
cefadroksil, dimasukkan ke dalam lumpang gerus ad homogen
3. Ditimbang
dexametazone, dimasukkan ke dalam lumpang gerus ad homogen. Keluarkan
4. Ditimbang
jumlah keseluruhan, ditentukan nomor cangkang yang akan digunakan
5. Bahan
dibagi menjadi 10 kapsul, masukkan dalam sak obat dan beri etiket
Resep
6.4
R∕
Salisil Spiritus s.f. da 25 ml
S.Obat Panu
Nama :
Panus
Umur :
Alamat :
|
KOMPOSISI
: TIAP 100 ML MENGANDUNG
-
As. Salisilat 1 gram
-
Gliserin 3 gram
-
Aethanolum 70 % ad 100 ml
Perhitungan
bahan :
1. Asam
salisilat =
x
1 gram = 0,25 gram
2. Gliserin =
x
3 gram = 0,75 gram
3. Aethanolum
70 %=
x
100 ml = 25 ml
Cara
Kerja :
1.
Dikalibrasi botol
2.
Ditimbang asam
salisilat di dalam botol, dilarutkan dengan etanol 90%
3.
Ditimbang gliserin ke
dalam botol, dikocok ad homogen
4.
Dicukupkan volume
dengan etanol ad 25 mml
5.
Diberi etiket biru dan
label “kocok dahulu”
BAB IV
PEMBAHSAN
Dalam pembuatan gargarisma ZnCl
semua bahan obat larut dengan sempurna dalam pelarut. Namun, yang harus
diperhatikan disini adalah dalam melarutkan tawas/ Aluminii Kalii Sulfas sebaiknya
dengan air panas atau air mendidih sesuai dengan kelarutannya dalam FI.III.
sangat mudah larut dalam air mendidih, jadi untuk 0,3 gram dibutuhkan minimal
kurang dari 0,3ml air mendidih. Selain itu dalm melarutkan Zinci Klorida
sebaiknya dengan air yang banyak, karena jika tidak akan tombul endapan saat
disaring.
Dalam pembuatan OBH yang harus
diperhatikan adlah sari akar manis terlebih dahulu diegerus di lumpang dan
dilarutkan dengan air panas, hal ini dimaksudkan agar di peroleh zat aktifnya
secara tepat.
BAB V
PENUTUP
V.1
Kesimpulan
Cara membuat gargharisma pada umumnya sama denagan
membuat sediaan larutan bentuk solutio, contohnya pada gargarisma zink klorida.
Zink klorida adalah zat hygroskopik mudah larut dalam air dan
spiritus. Larutan yang encer biasanya keruh, karena terbentuk HCl dan zinkoksiklorida,
tetapi dengan penambahan sedikit HCl atau zat yang bereaksi asam akan jernih
kembali. Asam salisilat dapat juga melarutkan kembali zinkoksiklorida, asal
saja kadar ZnCl tidak melebihi 4%. Umumnya garam-garam Zn jangan dicampur
dengan tannin, zat samak lainnya. Melarutkan zinkklorida sebaiknya dengan air
banyak. Bila tidak akan timbul endapan setelah disaring.
V.2
Saran
1.
Kehati-hatian
dalam menggunakan alat sangat diperlukan dalam pengerjaan Resep karena sebagian
besar alat terbuat dari kaca.selain itu pada pembuatan simplisia ini kita banyak bekerja dengan
api.
2.
Dalam
pengerjaan obat harus steril karena bisa mempengaruhi kestabilan suatu obat.
kenapa tannin tidak boleh dicampur dengan ZnCl?
ReplyDeleteterima kasih, sangat membantu< :D
setahu saya reaksi tanin dengan logam seperti Cu,Fe, maupun Zn akan membentuk kompleks logam - tanin (Zn-Tanin). kompleks ini stabil dalam suhu ruang maupun tinggi, yang menyebabkan senyawa tanin yang semulanya larut dalam pelarut polar seperti air menjadi tidak larut (kalau kompleks Zn-tanin tidak larut mulai suhu ruang (25˚C) hingga suhu 100˚C),,,,
Deletekalau teori bgaiman terbentuknya kompleks zn-tanin atau logam-tanin penjelasannya dibawah ini
"Kompleksasi tanin dengan logam Cu, Fe dan
Zn merupakan reaksi kompleks antara ion pusat logam
Cu, Fe dan Zn dengan ligan berupa polimer tanin.
Bentuk tanin yang berupa polimer, menimbulkan
kecenderungan bahwa tanin akan berikatan membentuk
khelat dengan logam, yaitu terjadi ikatan kovalen
koordinasi. Ligan yang berupa tanin menyediakan
pasangan elektron dan ion pusat logam menyediakan
orbital kosong. Ikatan antara ion pusat dengan ligannya
adalah ikatan kovalen koordinasi yaitu terjadi
penggunaan pasangan elektron bebas secara bersama
dari ligan. Menurut teori ikatan valensi, ion pusat
berperan sebagai asam Lewis yaitu penerima elektron
dan tanin berperan sebagai basa Lewis yaitu pemberi
elektron (Arsyad, 2000). Sumber pemberi elektron pada
tanin berasal dari pasangan elektron bebas atom
oksigen dari gugus hidroksi tanin"
semoga membantu... :)