BAB
I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawaannya.
Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap. Jika
dikocok perlahan-lahan endapan harus segera terdispersi.
Read More
Read More
Sediaan konvensional biasanya menggunakan pulvis gummosus (PGS) sebagai
bahan pensuspensi untuk obat dalam. Kadar PGS sebagai pensuspensi disesuaikan
dengansifat bahan yang akan disuspensi :
1.
Untuk
obat yang berkhasiat keras disuspensi dengan 2% PGS dari jumlah cairan yang
dibuat
2.
Untuk
obat yang tidak berkhasiat keras disuspensi dengan 1 % PGS dari jumlah cairan
yang dibuat
Jumlah air yang digunakan untuk mensuspensi PGS adalah
7 kali dari berat PGS. Misalnya:
R/ Doveri
200 mg (bahan yang tidak larut
dan merupakan obat keras)
Antalgin 1000 mg
Air ad 100 ml
m.f.suspensi
S.t.dd.Cth.I
Perhitungan bahan:
Doveri =
200 mg
PGS =
2% x 100 ml = 2 g
Air untuk suspensi = 7 x 2g = 14 g (14ml)
Antalgin = 1000 mg
Air =
ad 100 ml
Cara pembuatannya:
Doveri terlebih dahulu digerus dengan PGS lalu ditambahkan air 7 x berat
PGS (14ml) sekaligus, diaduk hingga membentuk massa suspensi yang baik lalu
dimasukkan ke dalam botol tanpa disaring.
I.2. Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1. Maksud percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara membuat
suspense yang baik.
I.2.2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah
untuk mempelajari cara membuat susupense yang baik dan benar.
BAB
II
TINJAUN
PUSTAKA
II.1. Dasar Teori
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut dalam
bentuk halus yang terdispersi ke dalam fase cair.
Stabilitas satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan suspense adalah cara
memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas partikel. Cara
tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspense.
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspense adalah:
a)
Ukuran
partikel
b)
Kekentalan
(viskositas)
c)
Sifat
atau muatan partikel
Bahan pensuspensi dari alam, bahan alam dari jenis gom sering disebut “gom
atau hidrokloid”. Gom dapat larut atau
mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk
musilago atau lendir
Golongan gom
meliputi:
a)
Akasia
(Pulvis Gummi Arabic)
b)
Chondrus
c)
Tragakan
d)
Algin
Cara mengerjakan obat dalam suspense dapat dengan metode sebagai berikut:
a)
Metode
disperse: dilakukan dengan cara menambahkan serbuk bahan obat ke dalam musilago
yang telah terbentuk, kemudian baru diencerkan.
b)
Metode
prespitasi: zat yang hendak didispersikan dilarutkan dahulu ke dalam pelarut organic
yang hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik, larutan
zat ini kemudian diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam air sehingga akan
terjadi endapan halus tersuspensi dengan bahan pensuspensi.
II.2. Uraian Bahan
1)
MgO
NR : Magnesii Oxydum
NL : Magnesium Oksida
Pemerian : Magnesiumoksida ringan :serbuk sangat
ringan, putih, tidak berbau, rasa agak basa, volume 5g anatar 40 ml hingga 50
ml. magnesium berat: serbuk bergumpal; putih; tidak berbau rasaagak basa volume
5 g antara 10 ml sampai 20 ml
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; praktis tidak
larut dalam etanol (95%) P, larut dalam asam encer
w/p : Dalam wadah tertutup rapat
k/p : Zat tambahan
2)
Carboxymetyl
Natrium
NR : Natrii
Carboxymethylcellulosum
NL : Natrium
karboksimetilselulosa
Pemerian : Serbuk atau butiran; putih atau putih kuning
gading; tidak berbau atau hampir tidak berbau; higroskopik
Kelarutan : Mudah mendispersi dalam
air, membentuk suspense koloidal; tidak larut dalam etanol (95%) P, dalam eter
Pdan dalam pelarut organik
lain
w/p : Dalam wadah tertutup rapat
k/p : Zat tambahan
3)
Glycyrrhizae succus
NR : Glycyrrhizae succus
NL : Ekstrak akarmanis
Pemerian : Batang berbentuk silinder atau bongkah
besar, licin, agak mengkilap, hitam coklat tua, atau serbuk berwarna coklat;
bau lemah khas, rasa manis, khas.
Kelarutan : Zat larut dalam etanol
tidak kurang dari 75%
w/p : Dalam wadah tertutup baik
k/p : Zat tambahan
4)
Ammoni
Klorida
NR : Ammonii Chloridum
NL : Salmiak
Pemerian : Serbuk butir atau
hablur; putih; tidak berbau; rasa asin dan dingin; higroskopik
Kelarutan : Mudah larut dalam air
dan dalam gliserol P; lebih mudah larut dalam air mendidih; agak sukar larut
dalam etanol (95%) P
w/p : Ekspektoran
k/p : Sehari 8 g
5)
Asam
Salisilat
NR : Acidum salicycum
NL : Asam Salisilat
RM : C7H6O3
Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk
berwarna putih; hampir tidak berbau; rasa agak manis dan tajam
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan 4 bagian
etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P; larut dalam
larutan ammonium asetat P, dinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat P dan
natrium sitrat P
w/p : Dalam wadah tertutup baik
k/p : Keratolitikum, antifungi
6)
ZnO
NR : Zinci Oxydum
NL : Seng Oksida
Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus; putih atau putih
kekuningan; tidak berbau; tidak berasa. Lambat laun menyerap karbondioksida
dari udara
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam
etanol (95%) P; larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkali
hidroksida
w/p : Dalam wadah tertutup baik
k/p : Antiseptikum lokal
7)
Pati
Terigu
NR : Amylum Tritici
NL : Pati gandum
Pemerian : Serbuk sangat halus
w/p : Dalam wadah tertutup baik dan rapat
k/p : zat tambahan
8)
Vaselin
Flavum
NR : Vaselinum Flavum
NL : Vaselin Kuning
Pemerian : Massa lunak, lengket,
bening, kuning muda sampai kuning; sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan
dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Berfluoresensi lemah, juga jika
dicairkan; tidak berbau; hampir tidak berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut
dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P, dalam eter P dan
dalam minyak tanah P, larutan kadang-kadang beropalesensi lemah
w/p : Dalam wadah tertutup baik
k/p : Zat tambahan
9)
Ol.
Olivae
NR : Oleum Olivae
NL : Minyak Zaitun
Pemerian : Cairan kuning pucat atau kuning kehijauan,
bau lemah, tidak tengik, rasa khas.
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%)P, mudah larut
dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P
w/p : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh
k/p : Zat tambahan
10) Ca(OH)2
NR : Calcii Hydroxidum
NL : Kalsium Hidroksida, Aqua Calcii
Pemerian : Serbuk putih, bersifat
basa; rasa agak pahit
Kelarutan : Sukar larut dalam air;
larut dalam gliserin dan dalam sirop; sangat sukar larut dalam air mendidih;
tidak larut dalam etanol
w/p : Dalam wadah tertutup
rapat
k/p : Adstringen
11) Aquadest
NR : Aqua Destillata
NL : Air Suling
RM : H2O
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa
w/p : Dalam wadah tertutup rapat
k/p : Pelarut
BAB
III
METODE
KERJA
III.1. Alat
dan Bahan
III.1.1. Alat yang digunakan, diantaranya:
a. Timbangan kasar
b. Anak timbangan
c. Lumpang dan alu
d. Erlenmeyer
e. Pipet tetes
f. Sendok tanduk
g. Pengorek
h. Cawan Porselin
i. Pentarer
j. Kain Flanel
III.1.2. Bahan
yang digunakan, diantaranya:
a. Aluminium Hidroxida
b. MgO
c. Avicel
d. Na. CMC
e. Chloramphenicolum
f. OBH:
· Glycyrrhizae Succus
· Ammoni Chloridum
· Ammoniae Anis Spiritus
g. Asam Salisilat
h. ZnO
i. Pati Terigu
j. Olei Olivae
k. Calcii Hydroxidi Solutio
III.2. Metode Kerja
1. R/ VIII.1.
R∕∕ Aluminium Hidroxida 4
MgO 4
Avicel 1,1
Na.CMC 0,9
Aqua ad 100
ml
m.f.potioS.t.dd.C I.a.c
Nama : Made
Umur :
Alamat :
Uraian Resep:
R/ : recipe : ambillah
m : misce : campur
f : fac/fiat/fiant : buatlah
potio : potions : obat minum
S : signa : tandailah
t.dd : ter de die : tiga kali sehariC : cochlear : sendok makan
I : una : satu
a.c : anta coenam : setelah makan
Perhitungan Bahan:
1. Aluminium Hidroxida : 4 g
2. MgO : 4 g
3. Avicel : 1,1 g
4. Na.CMC : 0,9 g
5. Aqua ad : 100 ml
Cara Kerja:
1)
Botol
dikalibrasi 100 ml.
2)
Ditimbang
Avicel sebanyak 1,1 g dan Na.CMC sebanyak 0,9 g, lalu dimasukkan ke dalam
lumpang dan digerus ad homogen.
3)
Ditambahkan
air panas 20 kalinya dan diaduk, lalu dikeluarkan dari lumpang dan dibiarkan
mengembang. (camp.I)
4)
Ditimbang
Al(OH)2 sebanyak 4 g dan MgO sebanyak 4 g, lalu dimasukkan ke dalam
lumpang dan digerus ad homogen, kemudian ditambahkan camp.I dan digerus ad
homogen.
5)
Diencerkan
dengan Aquadest dan dimasukkan ke dalam botol.
6)
Ditambahkan
Aquadest ad 100 ml.
7)
Diberi
etiket biru dan label “kocok dahulu”.
2. Resep VII.2.
R∕∕ OBH 60
ml
Adde:
Codein tab X
Sir Thymi 10 ml
Aqua ad 100 ml
m.f.la.susp
S. t.dd Cth I
Nama : Hardianty
Umur : 15 tahun
Alamat : Jl.Lili No.1 Daya
OBH (Obat Batuk Hitam)
Hitam
Komposisi : Tiap 300 ml mengandung
a)
Glycyrrhizae 10 g
b)
Ammoni
Chloridum 6 g
c)
Ammoniae
Anis Spiritus 6 g
d)
Aquadest ad 300 ml
Uraian Resep:
R/ : recipe : ambillah
m.f : misce fac : campur, buatlah
la : lege artis : menurut aturan
S : signa : tandai
t.dd. : ter de die : tiga
kali sehari
Cth. : cochlear theae : sendok
teh
I : unum/unus/una : satu
Perhitungan
Bahan:
1)
OBH : 60 ml → 6
kali kuat = 10 ml
2)
Codein : 10 tab x 10 mg = 100 mg
3)
PGS : 2% x 100 ml = 2 g
Air untuk suspensi : 7 x 2 g = 14 g (14ml)
4)
Sir
Thymi : 10 ml
5)
Aqua ad : 100 ml
Perhitungan
DM:
a)
Codein :
Berdasarkan umur: 15 tahun
1 x p = x 60 mg = 45 mg
Sehari = x 300 mg = 225 mg
Berdasarkan resep:
1 x p = x 100 mg = 5 mg < 45 mg
% = x 100% = 11,1%
Sehari = 3 x 5 mg = 15 mg < 225 mg
% = x 100% = 6,67%
Cara Kerja:
1.
Botol
dikalibrasi dengan volume 100 ml.
2.
Diukur
OBH 6 kali kuat sebanyak 60 ml dan dimasukkan ke dalam botol, lalu disaring
masuk ke dalam botol dengan kain kasa.
3.
Diambil
Codein tab sebanyak 10 tablet dan dimasukkan ke dalam lumpang, lalu digerus.
4.
Ditimbang
PGS sebanyak 2 g dan dimasukkan ke dalam lumpang, lalu digerus ad homogen
5.
Dimasukkan
air 14 ml ke dalam lumpang dan digerus ad homogen.
6.
Dimasukkan
ke dalam botol.
7.
Ditambahkan
Sir Thymi sebanyak 10 ml.
8.
Ditambahkan
Aquadest ad 100 ml.
9.
Ditutup
dan dikocok.
10.
Diberi
etiket biru dan label “ kocok dahulu “.
3. Resep VIII.3.
R∕∕ Pasta Lassar sec N.P.V 20
m.f.past
S.u.e
Nama : Rino
Umur :
Alamat :
Pasta Lassar sec
N.P.V
Komposisi:
1)
As.
Salisilat 2 g
2)
ZnO 25 g
3)
Pati
Terigu 25 g
4)
Vaselin kuning 48 g
100 g
Perhitungan
Bahan:
1)
Asam
Salisilat : x 2 g = 0,4 g = 400 mg
2)
ZnO : x 25 g = 5 g
3)
Pati
Terigu : x 25 g = 5 g
4)
Vaselin
Kuning : x 48 g = 9,6 g
Cara Kerja:
1.
Dipanaskan
lumpang.
2.
Ditimbang
Vaselin Kuning sebanyak 9,6 g dan dimasukkan ke dalam cawan, lalu dipanaskan di
atas penangas air.
3.
Digerus
ZnO di dalam lumpang panas, lalu dikeluarkan dan ditimbang sebanyak 5 g.
4.
Ditimbang
Pati Terigu sebanyak 5 g.
5.
Ditimbang
Asan Salisilat sebanyak 400 mg dan dimasukkan ke dalam lumpang, lalu dilarutkan
dngan Etanol 96% dan dikeringkan dengan Pati Terigu.
6.
Ditambahkan
ZnO dan digerus ad homogen.
7.
Ditambahkan
Vaselin Kuning yang sudah lebur dan digerus ad homogen.
8.
Dikeluarkan
dan dimasukkan ke dalam wadah, lalu diberi etiket biru.
4. Resep VIII.4.
R/ Zinci
Oxydi
Olei Olivae
Calcii Hydroxidi Sol aa 10
m.f.ungt.tiga dar
S.u.e
Nama : Ahmad
Umur :
Alamat :
Calcii Hydroxidi Sol(Ph.V)
Hydroxidi Calci
Aqua Calciss:
Air Kapur
Larutan dari
kira-kira 0,15% Ca(OH)2, (74,1) dalam air:
· Satu bagian air mendidih 1
· Tiga bagian air mendidih 3
· Dan encerkanlah, sesudah kira-kira 15 menit dengan
serbuk air, hingga diperoleh 25 bagian.
Perhitungan
Bahan:
1)
ZnO = 10 g
2)
Olei
Olivae = 10 g
3)
Calcii
Hydroxidi Sol. = 10 g
Cara Kerja:
1)
Dipanaskan
lumpang.
2)
Digerus
ZnO di dalam lumpang panas, lalu dikeluarkan dan ditimbang sebanyak 10 g.
3)
Didinginkan
lumpang.
4)
Dimasukkan
ZnO ke dalam lumpang dan ditambahkan Olei Olivae, lalu digerus ad homogen.
5)
Dikeluarkan
dari lumpang, lalu dimasukkan ke dalam pot dan diberi etiket putih.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pembuatan suspense, pembasahan partikel dari
serbuk yang tak larut di dalam cairan pembawa adalah langkah yang penting. Kadang-kadang
sukar mendispersi serbuk karena adanya udara, lemak dan lain-lain kontaminan.
Serbuk yang sulit dibasahi oleh air, disebut hidrofob,
seperti: Sulfur, Carbo adsorben, Magnesii Stearas dan serbuk yang mudah
dibasahi oleh air, disebut hidrofil seperti Toluen, Zinci Oxydi, Magnesii
Carbonas.
Dalam pembuatan suspense penggunaan surfaktan (wetting
agent) adalah sangat berguna dalam penurunan tegangan antarmuka antara partikel
padat dan cairan pembawa. Sebagai akibat turunnya tegangan antarmuka akan
menurunkan sudut kontak, dan pembasahan akan dipermudah.
Gliserin dapat berguna dalam penggerusan zat yang
tidak larut karena akan memindahkan udara di antara partikel-partikel hingga
bila ditambahkan air dapat menembus dan
membasahi partikel karena lapisan gliserin pada permukaan partikel mudah campur
dengan air. Maka itu pendispersian partikel dilakukan dengan menggerus dulu
partikel dengan gliserin, propilenglikol, koloid gom baru diencerkan dengan
air, hal ini sudah terkenal dalam praktek farmasi.
Mensuspensi garam Bismuth seperti Bismuthi Subsalicylas,
Bismuthi Subcarbonas, dan Bismuthi Subnitras seperti pada resep VI.1 dilakukan
dengan cara menggerus dulu dengan air kira-kira ¼ x beratnya diencerkan setelah
itu dicampurkan dan digerus dalam lumpang.
Pada resep VIII.2. OBH adalah obat batuk hitam yang
mengandung SASA/AAS. karena kelarutan Codeinum basa cukup besar, maka tidak
menjadi masalah.
BAB V
PENUTUPAN
V.1. Kesimpulan
Cara
mengerjakan obat dalam suspense dapat dengan metode sebagai berikut:
a)
Metode
disperse: dilakukan dengan cara menambahkan serbuk bahan obat ke dalam musilago
yang telah terbentuk, kemudian baru diencerkan.
b)
Metode
prespitasi: zat yang hendak didispersikan dilarutkan dahulu ke dalam pelarut
organic yang hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik,
larutan zat ini kemudian diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam air
sehingga akan terjadi endapan halus tersuspensi dengan bahan pensuspensi.
V.2. Saran
Dalam
melakukan praktik di laboratorium farmasetik hendaknya berhati-hati, baik
dalam mengerjakan obat maupun dalam
memperhitungkan bahan obat yang digunakan dan hendaknya memperhatikan
kebersihan obat maupun laboratoium.
DAFTAR PUSTAKA
Anief.
2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah mada University Press.
Harkness,
Richard. 1997. Interaksi Obat. Bandung : ITB.
Dirjen
POM. 1979. FARMAKOPE INDONESIA Edisi Ketiga.Jakarta. Jakarta: Penerbit Departemen Republik Indonesia
Novak,
Patricia . 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta : penerbit buku kedokteran
Syamsuni
, 2006. Ilmu resep. Jakarta : Penerbit Buku kedokteran.
No comments:
Post a Comment